Translate

Powered By Blogger

Kamis, 12 Desember 2013

Di bawah Lindungan Ka’bah




Oleh : Hamka (H. Abdul Malik Karim Amrullah)
Pada tahun 1927, hamka menulis sebuah novel yang sangat menarik dan sangat fenomenal. Novel tersebut di tulis berdasarkan kisah hidupnya dan dikemas dengan sangat baik, kisah tersebut menceritakan tentang kisah cinta dan kesetiaan,di dalam cerita ini penulis ikut berperan dalam kisah ini, ia berperan sebagai hamka,
hamka adalah seorang pemuda yang sangat pintar dan shaleh, ia pemuda yang sangat gemar dalam membaca, tidak ada pemuda yang sangat gemar membaca seperti hamka ia memiliki sangat banyak koleksi buku dan kitab, selain gemar membaca, ia juga seorang pemuda yang sangat rajin dalam beribadah dan ilmu yang dimiliki nya pun sangat banyak dan bermanfaat tak heran ia menjadi seorang ulama yang sangat populer di indonesia, pada suatu hari hamka hamka ingin sekali pergi ke mekkah untuk menyempurnakan rukun islam dan juga ia ingin sekali menuntut ilmu ke negeri tersebut,  ia telah merencanakan untuk pergi ke mekkah sebulan sebelum musim haji, dikarenakan jika bersaman dengan musim haji ia khawatir tidak sempat menuntut ilmu di sana. Hamka pun akhirnya berangkat sesuai target ,ia berangkat sebulan lebih awal sebelum musim haji, ketika hamka tiba di mekkah dia tinggal di sebuah rumah yang ia sewakan perbulan, rumah yang ia sewakan tepat di samping masjidil haram , ia sengaja menyewa tepayt berada di samping masjidil haram agar ia bisa selalu tepat waktu dalam shalat berjama’ah dan juga bisa lebih mudah dalam beribadah ,karena beribadah di masjidil haram pahalanya di lipat gandakan menjadi seribu. Di mana pun dan kapan pun ia berada buku tidak pernah lepas dan tidak pernah lekang dalam pandangannya. Ia seorang pemuda yang betul-betul sangat giat dan rajin dalam menuntut ilmu. Pada suatu hari ketika hamka hendak keluar dari rumahnya untuk pergi ke mesjid ia menemukan sebuah kertas tepat di depan pintu rumahnya, di dalam hati ia berkata “sepertinya kertas ini terbawa angin dari rumah samping ini”. Dengan penuh penasaran, hamka ingin mencari tahu siapa gerangan yang tinggal disebelah rumahnya itu, dengan hati-hati hamka melangkah menuju kerumah tersebut, dengan hati-hati ia bergerak ketika ia hendak mengetuk pintu ada perasaan ragu dan segan untuk berkenalan dengan tetangga barunya, dengan tidak sengaja ia mengintip dari balik pintu rumah tersebut, ternyata tetangganya itu adalah seorang pemuda yang sebaya dengannya, ia melihat pemuda itu sedang membaca buk, hari demi hari hamka semakin penasaran dan tertarik dengan pemuda tersebut, ia kagum melihatnya rupanya ada yang lebih giat dari pada dirinya dalam membaca, jika di bandingkan dengan pemuda itu dia bukan apa-apa, dan setiap azan berkumandang di masjidil haram pemuda itu pun langsung meninggalkan segala aktivitasnya dan langsung bergegas dengan cepat menuju ke mesjid, pemuda itu sangat shaleh dan rajin sekali dalam beribadah, ia melihat hal itu hamka semakin kagum dan iri kepada keteguhan iman pemuda tersebut, pada hari-hari selanjutnya hamka selalu memperhatiakan pemuda tersebut , semakin hari semakin kagum hamka terhadap pemuda itu , ada terbesit hati hamka untuk berkenalan dengan pemuda tersebut, namun hamka belum mampu untuk memberanikan diri ia masih sangat segan untk berkenalan, dan suatu hari ketika hamka hendak mengintip pemuda itu , ia melihat pemuda itu sedang berdoa kepada Allah Swt dan dengan bersimpuh derai air mata dan rasa penyesalan yang sangat mendalam ia berdoa dengan khusu’ dan penuh pengharapan, dalam hati hamka berkata ‘’Apa gerangan yang dialami pemuda ini sehingga ia begitu menyesal dalam hidupnya , bukan kah dia seorang pemuda yang shaleh , dosa apakah yang ia lakukan sehingga ia begitu tersiksa, sepertinya aku harus menolongnya dan mencari cara untuk bisa berkenalan dengan pemuda itu”. Namun hamka tidak tahu bagaimana cara mendekati pemuda itu, dia ingin sekali bisa membantu pemuda itu dan bisa meringankan beban yang dialaminya, dan pada suatu pagi yaang cerah hamka melihat pemuda itu duduk didepan halam rumahnya ,pemuda itu sedang membaca buku, dan pada saat itu pula terlintas di benak hamka untuk berkenalan dengan pemuda itu , ini merupakan kesempatan yang baik dan waktu yang tepat, hamka pun langsung menghampiri pemuda itu  dan menanyakan namanya, ternyata nama pemuda itu adalah hamid sebuah nama yang bagus , hamid menceritakan bahwa ia berasal dari padang , dan hamka pun terkejut ternyata mereka berasal dari kota yang sama, hamka tidak menyangka bahwa pemuda yang selama inii ia kagumi ternyata saudaranya satu daerah dengannya, ia sangat bahagia bisa bertemu dengan pemuda yang seperti ini, dan setelah mereka berkenalan hamka dan hamid menceritakan kehidupan mereka masing-masing, hamka begitu bangga menceritakan masa kecilnya dulu di kampung halaman kepada hamid, namun kelihatannya hamid tidak terlalu senang dengan cerita hamka, sepertinya hamid memiliki kesan yang buruk terhadap masa lalunyya di kampung halaman, hamka berfirasat mungkin ada hubungan nya dengan masalah yang dia hadapi sekarang, hamka pun menanyakan kepada hamid apa yang dialaminya dan ingin tahu apa yang terjadi pada hamid sehingga dia begitu menderita , namun hamid pun berkata:
Hamid : Maaf saudaraa, saya tidak bisa menceritakan apa yang terjaidi pada saya, karena
 ini merupakan masalah priadi saya, saya tiddak ingin kisah saya ini di alami oleh
orang lain, saya sangat tersiksa dengan perasaan ini.
Hamka : Baiklah saudara hamid, kalau anda tidak ingin meceritakannya, tidak apa-apa,
saya tidak bermaksud untuk ikut campur dalam masalah anda, saya hanya berniat
 ingin membantu anda ,namun jika anda menceritakan masalah ini saya janji akan
 menyimpannya dalam hati dan menguncinya rapat-rapat dan kuncinya akan saya
 buang jauh-jauh kelaut sehingga tidak ada seorang pun yang tahu.                              
Hamid : Baiklah, kalau begitu saudara hamka, saya akan menceritakan kisah saya, namun
             jika saya tidak bernyawa lagi, anda ceritakanlah kisahku ini kepada anak-anak anda,
agar bisa mengambil pelajaran dan hikmah yang baik ,agar tidak mengalami hal
 yang sama yang terjadi pada saya.
 Hamid menceritakan kisahnya kepaada hamka, ia menceritakan kisah hidupnya dari masa kecil sampai ia tumbuh dewasa sampai sekarang, ia bercerita bahwa sebelum ia lahir, ayah dan ibu hamid seorang saudagar kaya yang sangat dermawan, mereka hidup serba bercukupan tetapi mereka tidak pernah melupakan orang-orang miskin di sekitar mereka, ayah dan ibu hamid hidup sangat bahagia dan saling mencintai. Namun di tengah kebahagian mereka rasanya kurang jika mereka tidak di karuniai seorang buah hati, mereka sangat berharap bisa memiliki seorang keturunan, ayah dan ibu hamid selalu berdoa kepada Allah agar senantiasa di berikan seorang anak yang shaleh yang selalu berbakti kepada kedua orang tuanya, namun sekian lama mereka menantikan seorang anak tetapi tak kunjung juga di beri oleh Allah, mereka sangat sedih, bahkan ayah hamid pun bernazar kepada yang maha kuasa, jika ia dikarunia seorang anak maka ia akan mensekolahkan anak tersebut setinggi-tingginya agar anak itu memiliki ilmu yang bermanfaat dan berguna bagi semua orang, dan setelah ayah hamid bernazar kepada Allah akhirnya ibu hamid di nyatakan hamil, ayah hamid begitu bahagia mendengarkan kabar tersebut. Setelah menggandung sembilan bulan ibu hamid pun meahirkan hamid lahir ke dunia ini, ibu hamid sangat bahagia, namun di balik kebahagiaan yang di rasakan ternyata ayah hamid meninggal dunia di karenakan sakit yang di deritanya, ibu hamid sangat sedih, ia memikul sendiri atas penderitaanya dan merewat hamid seorang diri tanpa seorang ayah disisi mereka.
Dan ketika hamid kecil keluarganya pun jatuh miskin, keluarga mereka bangkrut semenjak ayah hamid meninggal tidak ada lagi yang melanjutkan bisnis keluarga mereka, dan tidak ada lagi yang mencari nafkah, namun walaupun mereka telah miskin ibu hamid tidak mau meminta daan mengharapakan belas kasihan dari orang lain, mereka sangat menjaga kehormatan keluarga mereka, dan hari berganti hari ibu hamid betul-betul tidak mempunyai uang lagi, akhirnya hamid dan ibunya pun pindah kesebuah rumah yang sangat kecil serupa dengan gubuk, di rumah itu mereka hidup hanya berdua tidak ada yang membantu , hari-hari mereka lalui sangat berat penuh dengan kesusahan dan kesedihan, namun ibu hamid tidak pernah menyerah walaupun tantangan yang begitu berat ia hadapi ia harus tetap membesarkan anaknya. Tahun berganti tahun hamid pun semakin tumbuh dewasa, teringat oleh ibu nya akan pesan dari ayahnya hamid sebelum meninggal bahwa apa pun keadaan nya ia harus tetap menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya, ibu hamid sangat berputus mengingat masalah itu , ia tidak mampu menjalankan amanah dari suaminya di karenakan ia tidak memiliki lagi uang untuk menyekolahkan hamid. Pada suatu hari hamid memnguslkan kepada ibunya bahwa ia ingin membantu ibunya untuk membuka usaha menjual kue kecil-kecilan untuk memenuhui kebutuhan mereka sehari-hari, mendengarkan usulan hamid ibunya sangat senang dan bangga kepada hamid dengan kerja kerasnya, dan pada malam harinya ibu hamid langsung membeli bahan-bahan untuk membuat adonan kue dan memasaknya, keesokan harinya pagi-pagi hamid lansung berkeliling desa untuk menjualnya,hamid sangat senang dengan pekerjaan barunya ia menjalaninya dengan penuh semangat dan ketika ia sedang berjualan kue ia melewati sebuah rumah yang sangat besar. Hamid sangat tercengang dan kagum akan kemegahan rumah tersebut, rumahnya sangat indah dan halamannya sangat luas, ternyata rumah itu di huni oleh seorang saudagar kaya yang bernama H.Jakfar dan Mak Asiah, mereka berdua adalah orang tua yang sangat baik dan sangat peduli terhadap orang yang tidak mampu ,dan ketika hamid berkeliling berjualan kue ia melewati rumah itu dan H.Jakfar dan Mak Asiah memanggilnya dan ingin membeli kuenya hamid, karena iba melihat Hamid yang bekerja keras menjual kue Mak Asiah memborong semua kue yang di jual oleh hamid, ia memberi uang kepada hamid sangat banyak dan Mak Asiah pun mengajak hamid untuk masuk kerumahnya dan menyuruh hamid untuk beristirahat sejenak untuk menghilangkan rasa penat selama ia bekerja seharian, sambil bercerita-cerita bersama Mak Asiah dan H.Jakfar, hamid di rumah nya H.Jakfar dan Mak Asiah di layani sangat baik dan Mak Asiah pun tidak lupa menyiapkan hidangan untuk hamid makan. Ketika hamid sedang menyantap makan siangnya bersama keluarga H.Jakfar dan Mak Asiah , lalu Mak Asiah berkata kepada hamid:
Mak Asiah        : Nak hamid, kamu tinggal dimana ?
Hamid             : saya tinggal di sebuah gubuk di seberang jalan sana buk.
Mak Asiah       : kamu tinggal dengan siapa nak, apa masih punya orang tua?
Hamid             : masih buk, saya tinggal bersama ibu saya,
              ayah saya telah meninggal ketika saya lahir.
Mak  Asiah      : baiklah nak hamid, kamu seorang yang anak yang sangat baik, saya sangat
kasihan kepadamu nak , kalau begitu maukah kamu tinggal di sini bersama
kami?
Hamid             : aduhh buk , terima kasih sekali , tetapi saya harus bertanya dulu sama ibu
 saya dulu
Mak Asiah       : sama-sama nak, sudah selayaknya kita harus menolong saudara kita yang
                        tidak mampu, kalau begitu ajak ibumu esok hari menemui kami, untuk
                        bersilaturahmi dan sekalian membahas masalah ini.
Hamid             : baiklah buk,besok saya akan membawa ibu saya ke sini , kalau begitu saya
  pamit dulu ya buk.
Keesokan harinya hamid dan ibunya pergi ke rumah H.Jakfar dan Mak Asiah untuk menemui mereka dan membahas masalah yang telah di ceritakan hamid kepada ibunya, dengan berat hati ibunya hamid akhirnya menyetujuinya karena Mak Asiah sudah terlalu baik kepada mereka dan terus memaksa ibunya hamid sehingga ibunya hamid tidak enak hati jika menolak ajakan Mak Asiah, dan ibunya juga pun teringat pesan Almarhum ayah nya hamid untuk menyekolahkan hamid setinggi-tingginya, dan ini merupakan kesepatan untuk hamid bisa bersekolah karena H.Jakfar bersedia menyekolahkan hamid. Dan hari berikutnya hamid sudah tinggal di rumah saudagar kaya itu, dirumah H.Jakfar dan Mak Asiah selain mereka berdua , Mak Asiah memiliki seorang putri yang sangat jelita, yang bernama Zainab, Zainab seorang gadis yang sangat pintaar, rajin, baik hati, sholeha, dan di idaman seluruh pria karena kelembutan hatinya,. Semenjak hamid dan ibunya tinggal di rumah keluarga itu, hamid selalu bermain bersama zainab, mereka selalu bersama-sama, tanpa hari mereka lalui tanpa bersama, mereka sudah seperti kakak adik yang sangat akrab. Hari terus berganti hamid dan zainab telah masuk jenjang sekolah dasar, mereka pun berseklah di tempat yang sama dan selalu berangat ke sekolah bersama-sama , dimana ada hamid di situ ada zainab begitulah gambaran yang tepat bagi mereka, dan pada pembagian rapor hamid selalu mendapat peringakat yang pertama dan zanab mendapatkan peringakt kedua , mereka merupakan murid yang sangat jenius terutama hamid , ia sealalu menjadi yang pertama namun zainab tidak pernah iri terhadap peringkat yang di raih oleh hamid, mendengar berita itu H.Jakfar dan Mak Asiah sangat bahagia dan sangat bangga kepada mereka. Dan pada jenjang selanjutnya yaitu jenjang sekolah menengah pertama haamid juga selalu mendapatkan peringkat yang sama begitu juga zainab, namun ketika mereka telah lulus zainab tidak melanjutkan pendidikan nya, dikarenakan zainab seorang wanita desa, di kenal harus selalu berada di rumah dan tidak perlu berpendidikan karena mereka beranggapan wanita itu tidak perlu tinggi-tinggi dalam sekolah karena kudrat wanita itu hanya mengurus suami dan anak. Dan hanya hamid yang melanjukan sekolahnya, H.Jakfar mengutus hamid untuk melanjutkan sekolahnya keluar kota , di karenakan sekolah di kota itu sangat berkualitas dan terjamin dari pada sekolah di desa, akhirnya hamid dan zainab pun berpisah , zainab sangat sedih begitu pula hamid, mereka tida bisa bersama-sama lagi seperti dahulu. Hari yang di tunggu pun tiba hamid pun berangkat kekota untuk menuntut ilmu dengan hati yang berat karena harus meninggalkan zainab, semua biaya hidup dan sekolah hamid selama di kota seluruhnya di tanggung oleh H.Jakfar.
Di kota hamid belajar dengan sungguh-sungguh, ia harus melakukan yang terbaik agar H.Jakfar tidak kecewa dan mereka harus bangga dengannya karena mereka sudah sangat baik telah menyekolahkan hamid kekota, namun setelah beberapa tahun hamid bersekolah ia mendapatkan kabar yang sangat sedih dari Mak Asiah, bahwa H.Jakfar telah meninggal dunia, hamid pun sangat sedih karena ia tidak sempat membuat H.Jakfar bangga terhadapnya, mendengar berita tersebut hamid pun langsung pulang ke desa dan ia tidak ingin melanjutkan lagi sekolahnya. Sepulang hamid kerumah, ia disambut oleh zainab dengan hai yang bersedih dan penuh duka, zainab sangat bahagia hamid kembali namun ia juga bersedih hati atas meninggal ayahnya, namun kesedihannya zainab tidak berlarut-larut ia telah ikhlas atas kepergian ayah tercintanya, setelah kepulangan hamid dari kota mereka pun kembali bersama-sama lagi, hari-hari mereka lalui selalu bersama , sehingga tanpa mereka sadari telah muncul perasaan yang lebih , mereka telah jatuh cinta satu sama lain, namun mereka sama-sama tidak mau menyatakan cinta satu sama lain, mereka memendam rasa cinta itu di dalam hati mereka masing-masing, hamid tidak mau menyatakan cintanya karena dia merasa ia tidak pantas untuk zainab karena ia hanya seorang pemuda yang miskin yang tidak mempunyai kelebihan apa-apa dibandingkan pria lain, ia pun segan terhadap keluarga zainab karena berkat mereka hamid bisa bersekolah, begitu pula sebaliknya zainab tidak mau menyetakan cintanya karena dia malu , ia menunggu hamid dulu yang menyatakan, ia tidak mau lebih dulu menyatakan cintanya kepada hamid, seharusnya hamid dulu yang menyatakannya karena hamid adalah seorang pria, hari demi hari rasa itu semakin dalam dan membuat mereka semakin menderita. Pada suatu hari hamid keluar untuk berjalan-jalan untuk mendamaikan hatinya, ia sangat bimbang terhadap perasaan ini, namun tiba-tiba ia bertemu dengan teman-temannya , hamid pun duduk bersama teman-temannya dan sambil bercerita tentang sekolah nya di kota , namun teman-temannya mengatakan kepada hamid agar segera keluar dari rumah keluarga Mak Asiah, semenjak meninggalnya H.Jakfar tidak ada lagi pria yang ada di rumah keluarga tersebut kecuali hamid, teman-temanya takut jika nanti menimbulkan fitnah di masyarakat dan kejadian yang tidak di inginkan, hamid mendengar berita itu ia tidak mau sampai kejadian itu terjadi, dan ia pun akhirnya keluar dari rumah keluarga Mak Asiah namun ibunya tatap tinggal di rumah keluarga Mak Asiah , karena keluarga mereka sangat membutuhkan jasa dari ibunya hamid, hamid pun kembali kerumahnya lamanya, yaitu sebuah gubuk yang kecil, ia sangat sedih karena tidak dapat bersama-sam lagi bersama zainab.
Hamid semakin jarang ke rumah keluarga Mak Asiah, ia sengaja menghindar dari keluarga Mak Asiah ia tidak mau bertemu dengan zainab, ia ingin melupakan zainab , namun semakin ia ingin melupakan zainab samakin cinta itu bertambah dalam hatinya. Dan pada suatu hari Mak Asiah bertemu dengan hamid di pasar ia meminta hamid untuk pergi kerumah nya esok hari , ada yang ingin di bicarakan oleh Mak Asiah tentang zainab, di dalam hati hamid ia sangat bahagia ia menduga bahwa Mak Asiah ingin menjodohkan dirinya dengan zainab, pada keesokan hari nya dengan penuh semangat hamid pun pergi kerumah Mak Asiah,ternyata Mak Asiah berkata kepada hamid bahwa ia ingin menjodohkan zainab dengan orang lain namun zainab selalu menolak dengan keras perjodohan itu, dan Mak Asiah menyuruh hamid agar membujuk zainab agar mau menikah dengan pemuda pilihan beliau karena Mak Asiah tau hanya hamid yang mampu melunakkan keras hatinya zainab, mendengar perkataan Mak Asiah, hancur hati hamid, ia sangat sedih , dan ia bertemu dengan zainab, ia membujuk zainab untuk segera menikah, dan mau menerima perjodohan yang telah di pilih oleh ibunya, namun zainab tetap tidak mau menikah, ia tetap bersikeras dengan pendiriannya. Sepulang dari rumah Mak Asiah hamid ingin sekali pergi sejauh-jauhnya dan melupakan zainab , namun ia tidak tau mau pergi kemana, ia sangat menderita terhadap gejolak batin di hatinya, ketika ia berjalan-jalan untuk menenangkan pikiran ia melewati sebuah pelabuhan, ada sebuah kapal yang mengangkut barang dan jamaah haji, kapal itu bertujuan ke mekkah, melihat kapal tersebut ia langsung menyelinap dan masuk ke kapal itu karena di dalam pikirannya ia harus betul-betul jauh dari zainab , sebaiknya ia pergi ke mekkah untuk menenangkan pikiran sekalian beribadah.
Setelah hamid tiba di mekkah, bertemulah ia dengan hamka, dan ia menceritakan kisah hidupnya kepada hamka , di lain tempat zainab sangat gelisah karena hamid pergi tidak pamit kepadanya , ia sangat sedih , hari-hari yang ia lewati penuh dengan keputus asaan, ia selalu berharap agar hamid kembali, ia setiap hari menunggu di pelabuhan agar ia bisa melihat hamid pulang, namun harapan zainab sia-sia hamid tak kunjung juga datang, zainab prgi bertemu dengan sahabat nya rosna, ia menceritakan tentang hamid kepada sahabatnya itu,rosna adalah seorang sahabat yang sangat setia, rosna berusaha membantu zainab ia menulis surat kepada suaminya sholeh yang berada di mekkah untuk menunaikan ibadah haji, ia menceritakan masalah zainab kepada suaminya itu melalui surat dan menyuruh sholeh untuk mencari hamid di sana. Setelah menerima surat dari istrinya itu sholeh langsung berusaha mencari hamid ,sekian lama sholeh mencari hamid akhirnya mereka dipertemukan di masjidil haram, sholeh sangat bahagia bisa bertemu dengan hamid, begitu juga sebaliknya , hamid juga sangat senang. Setelah melepaskan kengennya kepada hamid, sholeh menceritakan tentang zainab dan menyampaikan pesan dari istrinya untuk segera pulang untuk menemui sang pujaan hatinya , sholeh menceritakan kepada hamid , bahwa zainab sangat mencintai hamid, zainab betul-betul sangat menderita, mendengar berita itu hamid sangat menyesal, ia sangat sedih, ia ingin sekali pulang, namun ia tidak mempunyai lagi uang untuk membeli tiket, melihat kejadian itu hamka sangat kasihan melihat hamid dan ia berusaha membantu hamid dengan membeli tiket dari uangnya, mendengar hal itu hamid sangat berterima kasih kepada hamka, hamid tidak sabar lagi ingin pulang dan menemui zainab, namun ketika hamid henda pulang ia menerima surat dari rosna bahwa zainab telah meninggal dunia , karena ia tidak sanggup menanggung beban penderitaan yang begitu hebat dirasakan sehingga ia bunuh diri dengan minum racun , mendengar berita itu hamid sangat sedih dan sangat terpukul, ia tidak mempunyai harapan hidup lagi, tidak lama sejak meniggalnya zainab, hamid pun di panggil kerahmatullah tepat di depan ka’bah ia berdoa kepada Allah agar ia bisa di pertemukan dengan zainab . Akhirnya zainab dan hamid pun bertemu di alam yang lain yang lebih indah, begitulah kisah cinta sejati antara zainab dan hamid yang sangat menakjuban, kisah cinta yang suci, abadi dan utuh , cinta memang tak pernah mengenal ruang dan waktu,. Maka dari itu jika kamu mencintai seseorang cintailah ia karena Allah semata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar