Oleh : Hamka (H. Abdul Malik Karim
Amrullah)
Pada tahun 1927, hamka menulis
sebuah novel yang sangat menarik dan sangat fenomenal. Novel tersebut di tulis
berdasarkan kisah hidupnya dan dikemas dengan sangat baik, kisah tersebut
menceritakan tentang kisah cinta dan kesetiaan,di dalam cerita ini penulis ikut berperan dalam kisah ini, ia berperan sebagai hamka,
hamka adalah seorang pemuda yang sangat pintar dan
shaleh, ia pemuda yang sangat gemar dalam membaca, tidak ada pemuda yang sangat
gemar membaca seperti hamka ia memiliki sangat banyak koleksi buku dan kitab,
selain gemar membaca, ia juga seorang pemuda yang sangat rajin dalam beribadah
dan ilmu yang dimiliki nya pun sangat banyak dan bermanfaat tak heran ia
menjadi seorang ulama yang sangat populer di indonesia, pada suatu hari hamka
hamka ingin sekali pergi ke mekkah untuk menyempurnakan rukun islam dan juga ia
ingin sekali menuntut ilmu ke negeri tersebut,
ia telah merencanakan untuk pergi ke mekkah sebulan sebelum musim haji,
dikarenakan jika bersaman dengan musim haji ia khawatir tidak sempat menuntut
ilmu di sana. Hamka pun akhirnya berangkat sesuai target ,ia berangkat sebulan
lebih awal sebelum musim haji, ketika hamka tiba di mekkah dia tinggal di
sebuah rumah yang ia sewakan perbulan, rumah yang ia sewakan tepat di samping
masjidil haram , ia sengaja menyewa tepayt berada di samping masjidil haram
agar ia bisa selalu tepat waktu dalam shalat berjama’ah dan juga bisa lebih
mudah dalam beribadah ,karena beribadah di masjidil haram pahalanya di lipat
gandakan menjadi seribu. Di mana pun dan kapan pun ia berada buku tidak pernah
lepas dan tidak pernah lekang dalam pandangannya. Ia seorang pemuda yang
betul-betul sangat giat dan rajin dalam menuntut ilmu. Pada suatu hari ketika
hamka hendak keluar dari rumahnya untuk pergi ke mesjid ia menemukan sebuah
kertas tepat di depan pintu rumahnya, di dalam hati ia berkata “sepertinya kertas ini terbawa angin dari
rumah samping ini”. Dengan penuh penasaran, hamka ingin mencari tahu siapa
gerangan yang tinggal disebelah rumahnya itu, dengan hati-hati hamka melangkah
menuju kerumah tersebut, dengan hati-hati ia bergerak ketika ia hendak mengetuk
pintu ada perasaan ragu dan segan untuk berkenalan dengan tetangga barunya,
dengan tidak sengaja ia mengintip dari balik pintu rumah tersebut, ternyata
tetangganya itu adalah seorang pemuda yang sebaya dengannya, ia melihat pemuda
itu sedang membaca buk, hari demi hari hamka semakin penasaran dan tertarik
dengan pemuda tersebut, ia kagum melihatnya rupanya ada yang lebih giat dari
pada dirinya dalam membaca, jika di bandingkan dengan pemuda itu dia bukan
apa-apa, dan setiap azan berkumandang di masjidil haram pemuda itu pun langsung
meninggalkan segala aktivitasnya dan langsung bergegas dengan cepat menuju ke
mesjid, pemuda itu sangat shaleh dan rajin sekali dalam beribadah, ia melihat
hal itu hamka semakin kagum dan iri kepada keteguhan iman pemuda tersebut, pada
hari-hari selanjutnya hamka selalu memperhatiakan pemuda tersebut , semakin
hari semakin kagum hamka terhadap pemuda itu , ada terbesit hati hamka untuk
berkenalan dengan pemuda tersebut, namun hamka belum mampu untuk memberanikan
diri ia masih sangat segan untk berkenalan, dan suatu hari ketika hamka hendak
mengintip pemuda itu , ia melihat pemuda itu sedang berdoa kepada Allah Swt dan
dengan bersimpuh derai air mata dan rasa penyesalan yang sangat mendalam ia
berdoa dengan khusu’ dan penuh pengharapan, dalam hati hamka berkata ‘’Apa gerangan yang dialami pemuda ini
sehingga ia begitu menyesal dalam hidupnya , bukan kah dia seorang pemuda yang
shaleh , dosa apakah yang ia lakukan sehingga ia begitu tersiksa, sepertinya
aku harus menolongnya dan mencari cara untuk bisa berkenalan dengan pemuda
itu”. Namun hamka tidak tahu bagaimana cara mendekati pemuda itu, dia ingin
sekali bisa membantu pemuda itu dan bisa meringankan beban yang dialaminya, dan
pada suatu pagi yaang cerah hamka melihat pemuda itu duduk didepan halam
rumahnya ,pemuda itu sedang membaca buku, dan pada saat itu pula terlintas di
benak hamka untuk berkenalan dengan pemuda itu , ini merupakan kesempatan yang
baik dan waktu yang tepat, hamka pun langsung menghampiri pemuda itu dan menanyakan namanya, ternyata nama pemuda
itu adalah hamid sebuah nama yang bagus , hamid menceritakan bahwa ia berasal
dari padang , dan hamka pun terkejut ternyata mereka berasal dari kota yang
sama, hamka tidak menyangka bahwa pemuda yang selama inii ia kagumi ternyata
saudaranya satu daerah dengannya, ia sangat bahagia bisa bertemu dengan pemuda
yang seperti ini, dan setelah mereka berkenalan hamka dan hamid menceritakan
kehidupan mereka masing-masing, hamka begitu bangga menceritakan masa kecilnya
dulu di kampung halaman kepada hamid, namun kelihatannya hamid tidak terlalu
senang dengan cerita hamka, sepertinya hamid memiliki kesan yang buruk terhadap
masa lalunyya di kampung halaman, hamka berfirasat mungkin ada hubungan nya
dengan masalah yang dia hadapi sekarang, hamka pun menanyakan kepada hamid apa
yang dialaminya dan ingin tahu apa yang terjadi pada hamid sehingga dia begitu
menderita , namun hamid pun berkata:
Hamid : Maaf saudaraa, saya tidak bisa menceritakan
apa yang terjaidi pada saya, karena
ini merupakan masalah priadi saya, saya tiddak
ingin kisah saya ini di alami oleh
orang lain, saya sangat
tersiksa dengan perasaan ini.
Hamka : Baiklah saudara hamid, kalau anda tidak
ingin meceritakannya, tidak apa-apa,
saya tidak bermaksud
untuk ikut campur dalam masalah anda, saya hanya berniat
ingin membantu anda ,namun jika anda
menceritakan masalah ini saya janji akan
menyimpannya dalam hati dan menguncinya
rapat-rapat dan kuncinya akan saya
buang jauh-jauh kelaut sehingga tidak ada
seorang pun yang tahu.
Hamid : Baiklah, kalau begitu saudara hamka, saya
akan menceritakan kisah saya, namun
jika saya tidak bernyawa lagi, anda
ceritakanlah kisahku ini kepada anak-anak anda,
agar bisa
mengambil pelajaran dan hikmah yang baik ,agar tidak mengalami hal
yang sama yang terjadi pada saya.
Hamid menceritakan kisahnya kepaada hamka, ia
menceritakan kisah hidupnya dari masa kecil sampai ia tumbuh dewasa sampai
sekarang, ia bercerita bahwa sebelum ia lahir, ayah dan ibu hamid seorang
saudagar kaya yang sangat dermawan, mereka hidup serba bercukupan tetapi mereka
tidak pernah melupakan orang-orang miskin di sekitar mereka, ayah dan ibu hamid
hidup sangat bahagia dan saling mencintai. Namun di tengah kebahagian mereka
rasanya kurang jika mereka tidak di karuniai seorang buah hati, mereka sangat
berharap bisa memiliki seorang keturunan, ayah dan ibu hamid selalu berdoa
kepada Allah agar senantiasa di berikan seorang anak yang shaleh yang selalu
berbakti kepada kedua orang tuanya, namun sekian lama mereka menantikan seorang
anak tetapi tak kunjung juga di beri oleh Allah, mereka sangat sedih, bahkan
ayah hamid pun bernazar kepada yang maha kuasa, jika ia dikarunia seorang anak
maka ia akan mensekolahkan anak tersebut setinggi-tingginya agar anak itu
memiliki ilmu yang bermanfaat dan berguna bagi semua orang, dan setelah ayah
hamid bernazar kepada Allah akhirnya ibu hamid di nyatakan hamil, ayah hamid
begitu bahagia mendengarkan kabar tersebut. Setelah menggandung sembilan bulan
ibu hamid pun meahirkan hamid lahir ke dunia ini, ibu hamid sangat bahagia,
namun di balik kebahagiaan yang di rasakan ternyata ayah hamid meninggal dunia
di karenakan sakit yang di deritanya, ibu hamid sangat sedih, ia memikul
sendiri atas penderitaanya dan merewat hamid seorang diri tanpa seorang ayah
disisi mereka.
Dan
ketika hamid kecil keluarganya pun jatuh miskin, keluarga mereka bangkrut
semenjak ayah hamid meninggal tidak ada lagi yang melanjutkan bisnis keluarga
mereka, dan tidak ada lagi yang mencari nafkah, namun walaupun mereka telah
miskin ibu hamid tidak mau meminta daan mengharapakan belas kasihan dari orang
lain, mereka sangat menjaga kehormatan keluarga mereka, dan hari berganti hari
ibu hamid betul-betul tidak mempunyai uang lagi, akhirnya hamid dan ibunya pun
pindah kesebuah rumah yang sangat kecil serupa dengan gubuk, di rumah itu
mereka hidup hanya berdua tidak ada yang membantu , hari-hari mereka lalui
sangat berat penuh dengan kesusahan dan kesedihan, namun ibu hamid tidak pernah
menyerah walaupun tantangan yang begitu berat ia hadapi ia harus tetap membesarkan
anaknya. Tahun berganti tahun hamid pun semakin tumbuh dewasa, teringat oleh
ibu nya akan pesan dari ayahnya hamid sebelum meninggal bahwa apa pun keadaan
nya ia harus tetap menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya, ibu hamid sangat
berputus mengingat masalah itu , ia tidak mampu menjalankan amanah dari
suaminya di karenakan ia tidak memiliki lagi uang untuk menyekolahkan hamid. Pada
suatu hari hamid memnguslkan kepada ibunya bahwa ia ingin membantu ibunya untuk
membuka usaha menjual kue kecil-kecilan untuk memenuhui kebutuhan mereka
sehari-hari, mendengarkan usulan hamid ibunya sangat senang dan bangga kepada
hamid dengan kerja kerasnya, dan pada malam harinya ibu hamid langsung membeli
bahan-bahan untuk membuat adonan kue dan memasaknya, keesokan harinya pagi-pagi
hamid lansung berkeliling desa untuk menjualnya,hamid sangat senang dengan
pekerjaan barunya ia menjalaninya dengan penuh semangat dan ketika ia sedang
berjualan kue ia melewati sebuah rumah yang sangat besar. Hamid sangat
tercengang dan kagum akan kemegahan rumah tersebut, rumahnya sangat indah dan
halamannya sangat luas, ternyata rumah itu di huni oleh seorang saudagar kaya
yang bernama H.Jakfar dan Mak Asiah, mereka berdua adalah orang tua yang sangat
baik dan sangat peduli terhadap orang yang tidak mampu ,dan ketika hamid
berkeliling berjualan kue ia melewati rumah itu dan H.Jakfar dan Mak Asiah
memanggilnya dan ingin membeli kuenya hamid, karena iba melihat Hamid yang
bekerja keras menjual kue Mak Asiah memborong semua kue yang di jual oleh
hamid, ia memberi uang kepada hamid sangat banyak dan Mak Asiah pun mengajak
hamid untuk masuk kerumahnya dan menyuruh hamid untuk beristirahat sejenak
untuk menghilangkan rasa penat selama ia bekerja seharian, sambil
bercerita-cerita bersama Mak Asiah dan H.Jakfar, hamid di rumah nya H.Jakfar
dan Mak Asiah di layani sangat baik dan Mak Asiah pun tidak lupa menyiapkan
hidangan untuk hamid makan. Ketika hamid sedang menyantap makan siangnya
bersama keluarga H.Jakfar dan Mak Asiah , lalu Mak Asiah berkata kepada hamid:
Mak Asiah : Nak hamid, kamu tinggal dimana ?
Hamid
: saya tinggal di sebuah gubuk di seberang jalan sana buk.
Mak Asiah :
kamu tinggal dengan siapa nak, apa masih punya orang tua?
Hamid : masih buk, saya tinggal bersama ibu
saya,
ayah saya telah
meninggal ketika saya lahir.
Mak Asiah : baiklah nak hamid, kamu seorang yang
anak yang sangat baik, saya sangat
kasihan kepadamu nak ,
kalau begitu maukah kamu tinggal di sini bersama
kami?
Hamid :
aduhh buk , terima kasih sekali , tetapi saya harus bertanya dulu sama ibu
saya dulu
Mak Asiah :
sama-sama nak, sudah selayaknya kita harus menolong saudara kita yang
tidak
mampu, kalau begitu ajak ibumu esok hari menemui kami, untuk
bersilaturahmi
dan sekalian membahas masalah ini.
Hamid :
baiklah buk,besok saya akan membawa ibu saya ke sini , kalau begitu saya
pamit dulu ya buk.
Keesokan
harinya hamid dan ibunya pergi ke rumah H.Jakfar dan Mak Asiah untuk menemui
mereka dan membahas masalah yang telah di ceritakan hamid kepada ibunya, dengan
berat hati ibunya hamid akhirnya menyetujuinya karena Mak Asiah sudah terlalu
baik kepada mereka dan terus memaksa ibunya hamid sehingga ibunya hamid tidak
enak hati jika menolak ajakan Mak Asiah, dan ibunya juga pun teringat pesan
Almarhum ayah nya hamid untuk menyekolahkan hamid setinggi-tingginya, dan ini
merupakan kesepatan untuk hamid bisa bersekolah karena H.Jakfar bersedia
menyekolahkan hamid. Dan hari berikutnya hamid sudah tinggal di rumah saudagar
kaya itu, dirumah H.Jakfar dan Mak Asiah selain mereka berdua , Mak Asiah
memiliki seorang putri yang sangat jelita, yang bernama Zainab, Zainab seorang
gadis yang sangat pintaar, rajin, baik hati, sholeha, dan di idaman seluruh
pria karena kelembutan hatinya,. Semenjak hamid dan ibunya tinggal di rumah
keluarga itu, hamid selalu bermain bersama zainab, mereka selalu bersama-sama,
tanpa hari mereka lalui tanpa bersama, mereka sudah seperti kakak adik yang
sangat akrab. Hari terus berganti hamid dan zainab telah masuk jenjang sekolah
dasar, mereka pun berseklah di tempat yang sama dan selalu berangat ke sekolah
bersama-sama , dimana ada hamid di situ ada zainab begitulah gambaran yang
tepat bagi mereka, dan pada pembagian rapor hamid selalu mendapat peringakat
yang pertama dan zanab mendapatkan peringakt kedua , mereka merupakan murid
yang sangat jenius terutama hamid , ia sealalu menjadi yang pertama namun
zainab tidak pernah iri terhadap peringkat yang di raih oleh hamid, mendengar
berita itu H.Jakfar dan Mak Asiah sangat bahagia dan sangat bangga kepada
mereka. Dan pada jenjang selanjutnya yaitu jenjang sekolah menengah pertama
haamid juga selalu mendapatkan peringkat yang sama begitu juga zainab, namun
ketika mereka telah lulus zainab tidak melanjutkan pendidikan nya, dikarenakan
zainab seorang wanita desa, di kenal harus selalu berada di rumah dan tidak
perlu berpendidikan karena mereka beranggapan wanita itu tidak perlu tinggi-tinggi
dalam sekolah karena kudrat wanita itu hanya mengurus suami dan anak. Dan hanya
hamid yang melanjukan sekolahnya, H.Jakfar mengutus hamid untuk melanjutkan
sekolahnya keluar kota , di karenakan sekolah di kota itu sangat berkualitas
dan terjamin dari pada sekolah di desa, akhirnya hamid dan zainab pun berpisah
, zainab sangat sedih begitu pula hamid, mereka tida bisa bersama-sama lagi
seperti dahulu. Hari yang di tunggu pun tiba hamid pun berangkat kekota untuk
menuntut ilmu dengan hati yang berat karena harus meninggalkan zainab, semua
biaya hidup dan sekolah hamid selama di kota seluruhnya di tanggung oleh
H.Jakfar.
Di
kota hamid belajar dengan sungguh-sungguh, ia harus melakukan yang terbaik agar
H.Jakfar tidak kecewa dan mereka harus bangga dengannya karena mereka sudah
sangat baik telah menyekolahkan hamid kekota, namun setelah beberapa tahun
hamid bersekolah ia mendapatkan kabar yang sangat sedih dari Mak Asiah, bahwa
H.Jakfar telah meninggal dunia, hamid pun sangat sedih karena ia tidak sempat
membuat H.Jakfar bangga terhadapnya, mendengar berita tersebut hamid pun
langsung pulang ke desa dan ia tidak ingin melanjutkan lagi sekolahnya.
Sepulang hamid kerumah, ia disambut oleh zainab dengan hai yang bersedih dan
penuh duka, zainab sangat bahagia hamid kembali namun ia juga bersedih hati
atas meninggal ayahnya, namun kesedihannya zainab tidak berlarut-larut ia telah
ikhlas atas kepergian ayah tercintanya, setelah kepulangan hamid dari kota
mereka pun kembali bersama-sama lagi, hari-hari mereka lalui selalu bersama ,
sehingga tanpa mereka sadari telah muncul perasaan yang lebih , mereka telah
jatuh cinta satu sama lain, namun mereka sama-sama tidak mau menyatakan cinta
satu sama lain, mereka memendam rasa cinta itu di dalam hati mereka masing-masing,
hamid tidak mau menyatakan cintanya karena dia merasa ia tidak pantas untuk
zainab karena ia hanya seorang pemuda yang miskin yang tidak mempunyai
kelebihan apa-apa dibandingkan pria lain, ia pun segan terhadap keluarga zainab
karena berkat mereka hamid bisa bersekolah, begitu pula sebaliknya zainab tidak
mau menyetakan cintanya karena dia malu , ia menunggu hamid dulu yang
menyatakan, ia tidak mau lebih dulu menyatakan cintanya kepada hamid,
seharusnya hamid dulu yang menyatakannya karena hamid adalah seorang pria, hari
demi hari rasa itu semakin dalam dan membuat mereka semakin menderita. Pada
suatu hari hamid keluar untuk berjalan-jalan untuk mendamaikan hatinya, ia
sangat bimbang terhadap perasaan ini, namun tiba-tiba ia bertemu dengan
teman-temannya , hamid pun duduk bersama teman-temannya dan sambil bercerita
tentang sekolah nya di kota , namun teman-temannya mengatakan kepada hamid agar
segera keluar dari rumah keluarga Mak Asiah, semenjak meninggalnya H.Jakfar tidak
ada lagi pria yang ada di rumah keluarga tersebut kecuali hamid, teman-temanya
takut jika nanti menimbulkan fitnah di masyarakat dan kejadian yang tidak di
inginkan, hamid mendengar berita itu ia tidak mau sampai kejadian itu terjadi,
dan ia pun akhirnya keluar dari rumah keluarga Mak Asiah namun ibunya tatap
tinggal di rumah keluarga Mak Asiah , karena keluarga mereka sangat membutuhkan
jasa dari ibunya hamid, hamid pun kembali kerumahnya lamanya, yaitu sebuah
gubuk yang kecil, ia sangat sedih karena tidak dapat bersama-sam lagi bersama
zainab.
Hamid
semakin jarang ke rumah keluarga Mak Asiah, ia sengaja menghindar dari keluarga
Mak Asiah ia tidak mau bertemu dengan zainab, ia ingin melupakan zainab , namun
semakin ia ingin melupakan zainab samakin cinta itu bertambah dalam hatinya.
Dan pada suatu hari Mak Asiah bertemu dengan hamid di pasar ia meminta hamid
untuk pergi kerumah nya esok hari , ada yang ingin di bicarakan oleh Mak Asiah
tentang zainab, di dalam hati hamid ia sangat bahagia ia menduga bahwa Mak
Asiah ingin menjodohkan dirinya dengan zainab, pada keesokan hari nya dengan
penuh semangat hamid pun pergi kerumah Mak Asiah,ternyata Mak Asiah berkata
kepada hamid bahwa ia ingin menjodohkan zainab dengan orang lain namun zainab
selalu menolak dengan keras perjodohan itu, dan Mak Asiah menyuruh hamid agar
membujuk zainab agar mau menikah dengan pemuda pilihan beliau karena Mak Asiah
tau hanya hamid yang mampu melunakkan keras hatinya zainab, mendengar perkataan
Mak Asiah, hancur hati hamid, ia sangat sedih , dan ia bertemu dengan zainab,
ia membujuk zainab untuk segera menikah, dan mau menerima perjodohan yang telah
di pilih oleh ibunya, namun zainab tetap tidak mau menikah, ia tetap bersikeras
dengan pendiriannya. Sepulang dari rumah Mak Asiah hamid ingin sekali pergi
sejauh-jauhnya dan melupakan zainab , namun ia tidak tau mau pergi kemana, ia
sangat menderita terhadap gejolak batin di hatinya, ketika ia berjalan-jalan
untuk menenangkan pikiran ia melewati sebuah pelabuhan, ada sebuah kapal yang
mengangkut barang dan jamaah haji, kapal itu bertujuan ke mekkah, melihat kapal
tersebut ia langsung menyelinap dan masuk ke kapal itu karena di dalam
pikirannya ia harus betul-betul jauh dari zainab , sebaiknya ia pergi ke mekkah
untuk menenangkan pikiran sekalian beribadah.
Setelah
hamid tiba di mekkah, bertemulah ia dengan hamka, dan ia menceritakan kisah
hidupnya kepada hamka , di lain tempat zainab sangat gelisah karena hamid pergi
tidak pamit kepadanya , ia sangat sedih , hari-hari yang ia lewati penuh dengan
keputus asaan, ia selalu berharap agar hamid kembali, ia setiap hari menunggu
di pelabuhan agar ia bisa melihat hamid pulang, namun harapan zainab sia-sia
hamid tak kunjung juga datang, zainab prgi bertemu dengan sahabat nya rosna, ia
menceritakan tentang hamid kepada sahabatnya itu,rosna adalah seorang sahabat
yang sangat setia, rosna berusaha membantu zainab ia menulis surat kepada
suaminya sholeh yang berada di mekkah untuk menunaikan ibadah haji, ia
menceritakan masalah zainab kepada suaminya itu melalui surat dan menyuruh
sholeh untuk mencari hamid di sana. Setelah menerima surat dari istrinya itu sholeh
langsung berusaha mencari hamid ,sekian lama sholeh mencari hamid akhirnya
mereka dipertemukan di masjidil haram, sholeh sangat bahagia bisa bertemu
dengan hamid, begitu juga sebaliknya , hamid juga sangat senang. Setelah
melepaskan kengennya kepada hamid, sholeh menceritakan tentang zainab dan
menyampaikan pesan dari istrinya untuk segera pulang untuk menemui sang pujaan
hatinya , sholeh menceritakan kepada hamid , bahwa zainab sangat mencintai
hamid, zainab betul-betul sangat menderita, mendengar berita itu hamid sangat
menyesal, ia sangat sedih, ia ingin sekali pulang, namun
ia tidak mempunyai lagi uang untuk membeli tiket, melihat kejadian itu hamka
sangat kasihan melihat hamid dan ia berusaha membantu hamid dengan membeli
tiket dari uangnya, mendengar hal itu hamid sangat berterima kasih kepada
hamka, hamid tidak sabar lagi ingin pulang dan menemui zainab, namun ketika
hamid henda pulang ia menerima surat dari rosna bahwa zainab telah meninggal
dunia , karena ia tidak sanggup menanggung beban penderitaan yang begitu hebat
dirasakan sehingga ia bunuh diri dengan minum racun , mendengar berita itu
hamid sangat sedih dan sangat terpukul, ia tidak mempunyai harapan hidup lagi,
tidak lama sejak meniggalnya zainab, hamid pun di panggil kerahmatullah tepat di
depan ka’bah ia berdoa kepada Allah agar ia bisa di pertemukan dengan zainab .
Akhirnya zainab dan hamid pun bertemu di alam yang lain yang lebih indah,
begitulah kisah cinta sejati antara zainab dan hamid yang sangat menakjuban,
kisah cinta yang suci, abadi dan utuh , cinta memang tak pernah mengenal ruang
dan waktu,. Maka dari itu jika kamu mencintai seseorang cintailah ia karena
Allah semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar